Kampung Bajo Pantai Jodoh di Mawasangka

Gambar
Bajo yang kerapkali disebut Suku Laut tersebar diberbagai pulau Indonesia. Salah satunya di pulau tanah Buton Sulawesi Tenggara tepatnya di Kabupaten Mawasangka Desa Pantai Jodoh. Di sanalah Suku Laut itu berkumpul dan hidup berkesinambungan. Nama yang unik, menjadikannya daerah istimewa di Provinsi Sulawesi Tenggara dan terkenal di seluruh tingkat nasional maupun mancanegara.  Dibalik pengangkatan nama kampung tersebut mungkin ada kisah menarik dibaliknya sehingga warga setempat menjadikannya nama perkampungan mereka di tanah Buton Sulawesi Tenggara. Walau rumah-rumah mereka sebagian besar sudah berdiri di atas bibir pantai pasir putih tetap tidak mengubah cara hidup mereka sebagai suku laut atau Suku Bajo. Mereka yang sudah hidup bertahun-tahun di Kampung Pantai Jodoh, tetap kehidupannya bergantung ke laut bukan ke darat seperti hidup sebagai petani yang bercocok tanam di kebun atau sawah.

Tradisi Unik Suku Bajo di Mantigola


Indonesia termasuk negara berpenduduk terbesar di dunia. Jumlah penduduk Indonesia hanya berada di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat.

Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam. Salah satu suku di Indonesia adalah Suku Bajo Mantigola dengan tradisi unik yang dimilikinya seperti dalam sebutan mereka, "maduai kakka".


Dengan tradisi unik yang dimilikinya inilah, orang-orang bajo tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan asing yang hendak berkunjung ke kampung Bajo dan ingin menyaksikan secara langsung budayanya.

Pembangunan demi pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah mendorong perkembangan industri pariwisata di Indonesia khusus para wisatawan asing yang mau melihat perkampungan Bajo di atas laut.

Salah satu infrastruktur di Kampung Bajo Mantigola, memiliki kerusakan yang sungguh parah sehingga menyulitkan akses wisawatan asing masuk ke kampung Bajo Mantigola.

Pembangunan pariwisata memerlukan komitmen dari pemerintah agar dapat dijadikan sebagai salah satu tulang punggung pembangkit ekonomi  orang-orang Bajo yang hidup di atas laut Indonesia.

Namun selain membangun parawisata, pemerintah juga harus menyeimbangkan dengan perbaikan infrastrukturnya seperti di Kampung Bajo Mantigola memiliki jembatan yang tidak layak pakai. Akan tetapi, para wisatawan asing yang masih minat berkunjung ke Bajo Mantigola akhirnya harus berjuang dan super hati-hati ketika meniti jalanan di Kampung Bajo yang sudah rusak parah.

Pariwisata yang efektif dan infrastruktur yang mendukung dapat diandalkan sebagai salah satu pembangkit ekonomi masyarakat Bajo, juga dapat diandalkan sebagai salah satu tulang punggung untuk meningkatkan ekonomi nasional.

Potensi pariwisata khususnya di Kabupaten Wakatobi hari ini bisa di katakan mati total atau lumpuh, karena salah satu pemicunya yaitu infrastruktur dan transportasi tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suku Bajo Menambah Daya Tarik Wisatawan Mancanegara

Lepa adalah Kediaman Leluhur Orang Bajo

Pesona Indah di Kampung Bajo Mantigola